NewsPemprov

Panen Kopi Arabika Sekincau. Gubernur Lampung: Sistem Pagar Dongkrak Produktivitas dan Kesejahteraan Petani

85
×

Panen Kopi Arabika Sekincau. Gubernur Lampung: Sistem Pagar Dongkrak Produktivitas dan Kesejahteraan Petani

Sebarkan artikel ini
Panen Kopi Arabika Sekincau. Gubernur Lampung: Sistem Pagar Dongkrak Produktivitas dan Kesejahteraan Petani

Lampung Barat– Gubernur Lampung Arinal Djunaidi melakukan panen petik merah Kopi Arabika dengan menggunakan sistem pagar di Kecamatan Sekincau, Lampung Barat, Selasa (30/1/2024).

Gubernur Arinal Djunaidi yang dalam kesempatan itu didampingi Pj Bupati Lampung Barat, Nukman, dalam kegiatan temu lapang bersama petani kopi, menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Perkebunan Provinsi Lampung telah melakukan pembinaan kepada petani kopi, diantaranya dengan pengembangan tanaman kopi dengan sistem pagar. 

“Alhamdulillah, di lahan kopi Sekincau Lampung Barat ini telah dilakukan penanaman kopi Arabika dengan menggunakan sistem pagar,” ucap Gubernur. 

Metode Tanam Kopi dengan sistem pagar adalah Dimana 1 (satu) hektarnya ditanam sebanyak 4000 batang kopi dengan target produksi mencapai 4 Ton per hektar. Populasi ini jauh lebih banyak dibandingkan sistem penanaman secara konvensional yang hanya 1.600 batang perhektarnya.  

Melalui sistem pagar ini pemanfaatan lahan dipergunakan seefesien mungkin, dimana jarak antar tanaman sekitar 1 meter tiap baris  dan jarak setiap baris 2,5 meter.  Dengan sistem pagar ini produksi petani dapat semakin meningkat yang secara langsung menambah pendapatan petani. 

“Panen kopi Arabika hari ini merupakan keberhasilan dan jerih payah para petani di Lampung Barat, khususnya di Sekincau. Kopi Arabika dari daerah ini dikenal dengan kualitasnya yang tinggi, menjadi kebanggaan bagi kita semua,” ungkap Gubernur.

Kualitas kopi Arabika yang dihasilkan tidak hanya memberikan kebanggaan lokal, tetapi juga membawa nama baik Lampung di tingkat nasional dan internasional. 

“Ini adalah bukti bahwa pertanian kita memiliki potensi besar untuk berkembang dan berkontribusi pada perekonomian daerah,” tegas Gubernur.
  
Dalam Agenda Kerja Utama Gubernur Lampung 2019-2204 telah ditetapkan beberapa Program Utama pembangunan sub sektor perkebunan dengan sasaran peningkatan kesejahteraan masyarakat, antara lain : 

1. Program Kartu Petani Berjaya;
2. Revitalisasi Lada;
3. Meningkatkan Daya Saing Kopi, Kakao dan Komoditas Unggulan Lainnya;
4. Mencegah dan Memberantas Peredaran Pupuk Palsu.

Untuk mendukung Agenda Kerja Utama (AKU) dalam meningkatkan Daya Saing Kopi, Kakao dan Komoditas Unggulan lainnya dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk produksi kopi sebesar 121.340 ton di Tahun 2024, telah dilakukan beberapa  kegiatan diantaranya : 

Peremajaan Tanaman Kopi, Rehabilitasi Tanaman Kopi, Intensifikasi Tanaman Kopi, Uji Coba Intercroping Kopi-Lada, Pengembangan Sumber Benih Kopi (Kebun Entres), Perlindungan Tanamannya, Pengembangan Sumber air,    Penguatan Kelembagaan-Kelembagaan Petani Kopi, Pengolahan dan Pasca Panen Kopi serta Pengembangan Budidaya Kopi dengan Sistem Pagar.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada para petani, kelompok tani, serta seluruh pihak yang terlibat dalam kesuksesan panen kopi Arabika ini. Semoga keberhasilan ini menjadi motivasi bagi kita semua untuk terus berkarya dan mengangkat potensi daerah ini,” pungkas Gubernur.

Dalam kesempatan tersebut Gubernur Arinal djunaidi meninjau langsung lokasi kebun kopi sekaligus melakukan panen kopi arabika petik merah pada salah satu areal lahan percontohan seluas seperempat hektar milik Petani Supriyono.

Gubernur Arinal Djunaidi juga berharap petani untuk terus meningkatkan produktivitas kopi arabika di Sekincau dan mengajak petani untuk mereplikasikan sistem tanam pagar ini di seluruh wilayah desa di kecanatan Sekincau.

“Jadi ini langsung diinventatisir, dengan harapan  kita akan lakukan hal yang sama dengan sistem disini untuk diterapkan di wilayah sekincau lainnya,” ungkap Gubernur.

Sementara itu Ahmad Supriyono, salah satu petani kopi menjelaskan bahwa dengan sistem pagar ini dihasilkan panen yang lebih banyak dan efiaien dibandinhkan dengan sistem konvensional.

“Sistem pagar ini dalam satu baris berjarak 1 meter dan antar baris 2 meter, jadi lebih rapat dan lebih efisien,” ungkapnya. (Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung).