BANDAR LAMPUNG, Djurnalis.com -– Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menghadiri Pertemuan Ilmiah Tahunan Himpunan Obstetri & Ginekologi Sosial Indonesia (PIT HOGSI) ke-XV di Novotel Lampung.
Dalam kesempatan itu, Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo mengatakan Provinsi Lampung dapat menjadi contoh nasional dalam penuruan stunting. Pasalnya, dari padatanya penduduk Provinsi Lampung angka stunting hanya 15 persen.
Menurutnya, angka tersebut terbilang rendah jika berkaca pasa jumlah penduduk Provinsi Lampung yang mencapai 9 juta lebih. “Lampung ini hebat, karena penduduknya banyak, 9 juta. Tetapi angka stuntingnya 15 persen,” katanya, Rabu (18/10/2023).
Hasto menambahkan Lampung hampir mendekati target pusat penuruanan stunting yakni 14 persen. Pencapaian penurunan stunting ini dinilai luar biasa.
Oleh sebab itu, ia optimistis angka penurunan stunting di Lampung akan mencapai target bahkan bisa melebihi target. “Karena nasional terakhir itu 21,6 persen, ini hal yang menggembirakan karena ada penurunan 2,8 persen dalam 1 tahun terakhir. Dan ini kita terus kejar target,” terangnya.
Lebih lanjut, melalui kegiatan ini Hasto Wardoyo berharap akan tercipta program yang nantinya menjadi kebijakan untuk peningkatan kualitas kesehatan Masyarakat.
“Setelah ada meeting pertemuan ilmiah ini saya berharap akan ada tindak lanjutnya dalam bentuk program. Bisa program dipendidikan, bisa program di masyarakat. Karena hari ini kita membutuhkan ilmu-ilmu yang terimplementasikan di dalam bentuk kebijakan,” harapnya.
Ia pun mengungkapkan bahwa pentingnya kegiatan PIT HOGSI untuk menurunkan stunting, kematian ibu dan bayi, serta peningkatan kualitas kesehatan secara umum.
Menurut Hasto ada dua masalah kesehatan yang terjadi, yaitu medical problem dan health problem. “Health problem itu urusan kesehatan di tengah masyarakat. Mungkin ada yang enggak sadar tentang lingkungan, rendah pengetahuannya rendah edukasinya, pola makannya, mau hamil saja enggak disiapkan,” jelasnya.
Sementara itu, lanjut Hasto Medical Problem itu misalkan obat untuk suatu penyakit yang tidak tersedia atau belum ditemukan.
Namun Ia menyebut untuk masalah kematian ibu dan bayi serta gizi buruk (stunting), tidak ada kaitannya dengan medical problem. Karena secara medis semua sudah bisa diatasi.
“Misalnya cara mengatasi perdarahan, cara mengatasi supaya bayi tidak tumbuh lambat, ada teknologinya. Sudah ada semua sampai tingkat bidan pun bisa melakukan itu,” sambungnya.
“Nah itu kan berarti medical problem praktis enggak ada, tapi yang besar adalah health problem. Maka PIT HOGSI sangat penting seperti apa percepatan penurunan stunting di Indonesia khususnya di Lampung,” tutur dia. (rn)