Djurnalis.com — Teknologi 6G menjadi topik hangat di 2025. Setelah 5G mulai menjangkau banyak wilayah, riset dan prototipe 6G terus menggeliat—mulai dari terobosan kecepatan hingga standar layanan baru. Namun, sudah sejauh mana Indonesia mempersiapkan transisi ini?

 

1. Tren Global: Riset & Uji Coba Dimulai

  • Di Mobile World Congress 2025, Ericsson memamerkan prototipe 6G yang mampu 3 Gbps saat ini, dengan target hingga 1 Tbps di masa depan.

  • Jepang (konsorsium NTT Docomo, NEC, Fujitsu) telah menguji perangkat dengan kecepatan 100 Gbps pada 100 meter rentang frekuensi 100–300 GHz.

  • China bahkan telah meluncurkan satelit eksperimen 6G pertama sejak 2020.

Secara akademis, global standardisasi 6G diharapkan dimulai pada 2025, dengan implementasi komersial awal sekitar 2029–2030.

ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT

2. Manfaat Teknologi 6G

a. Kecepatan & Latensi yang Sangat Rendah

6G menjanjikan kecepatan hingga 1 Tbps dan latensi hanya 0,1 ms, membuka potensi untuk teknologi baru seperti hologram, telepresensi 3D, dan XR real-time.

Baca juga:  Reses Ketua DPRD Kota Metro Ria Hartini Di Kelurahan Imopuro.

b. AI & IoT Terintegrasi

Rangkaian 6G dibangun dengan machine learning—mengoptimalkan beamforming, resource allocation, dan pengurangan konsumsi energi . Ini bakal mendukung ratusan miliar perangkat IoT, city-scale digital twins, dan otomasi skala industri.

c. Aplikasi Transformatif

  • Healthcare: operasi jarak jauh dengan haptic feedback.

  • Smart City & Transportasi: robot otonom, grid pintar, dan mobil otomatis.

  • Industri: manufaktur real-time kolaboratif antara manusia dan robot.

3. Kesiapan 6G Indonesia

  • Spektrum 7 GHz (7025–7125 MHz) telah dialokasikan sejak WRC 2023 untuk 5G/6G.

  • Meski tersedia, Kominfo masih fokus memperluas jaringan 4G/5G, sementara operator seperti Telkomsel, Indosat, dan XL masih menyempurnakan infrastruktur tersebut.

  • Tidak seperti Tiongkok dan AS yang intensif mengembangkan paten dan satelit 6G—Tiongkok memegang ~35% dari 38 ribu paten 6G global—Indonesia lebih bersifat konsumen teknologi, bukan produsen.

4. Tantangan dan Peluang

Tantangan Peluang
Infrastruktur mahal & butuh spektrum tinggi (100–300 GHz) Investasi kolaboratif dengan global R&D dan lembaga akademik
Standarisasi global belum rampung Kesempatan ikut riset dan kesiapan operator
Teknologi masih eksperimental Bisa ambil metode “leapfrog” dan adaptasi cepat
Biaya & ROI jangka panjang Pengalaman negara maju bisa jadi panduan

5. Rekomendasi untuk Pemerintah & Operator

  • Percepat alokasi & lelang spektrum untuk eksperimen & komersialisasi 6G.

  • Dorong kolaborasi R&D dengan negara-negara Asia (Jepang, Korea, China) dan lembaga global.

  • Uji coba lokal dalam pilot project layanan telemedis atau robotik pertanian berbasis 6G.

  • Tingkatkan SDM dengan mempersiapkan talent di bidang AI, RF engineering, dan IoT.

Baca juga:  Satlantas Polres Metro Amankan Supir Truk Pengguna SIM Palsu.

Global 6G sudah bergerak: prototipe, satelit, dan roadmap menuju komersial tahun 2029–2030. Untuk Indonesia, fokus riset dan persiapan infrastruktur sejak sekarang adalah kunci agar tidak tertinggal. Dengan stakeholder terpadu, peluang mengambil lompatan digital besar terbuka lebar. (NdH)