BANDAR LAMPUNG, Djurnalis.com – – Membina bibit-bibit atlet hingga menjadi atlet profesional dengan banyak prestasi bukanlah hal mudah. Butuh kerja keras dan perjuangan bagi sebuah klub olahraga untuk mencapai dan mempertahakankan eksistensi, seperti yang dilakukan Rafflesia Swimming Club Lampung.

Pelatih Rafflesia Swimming Club Lampung, Vania C Wanta menyebut disiplin dan tegas terhadap para atlet menjadi kunci paling utama yang ditekankan terhadap anak didik.

“Harus disiplin, itu kunci utama. Kami menekankan disiplin sebagai modal awal, selanjutnya tekun dan rajin,” ujar Vania saat dikunjungi tim Podcast Kongsi SMSI Bandar Lampung, di Kolam Renang Marcopolo, beberapa waktu lalu.

Selain kedisiplinan, prestasi yang diraih para atlet juga tidak lepas dari sikap para pelatih yang membina anak didik dengan sabar dan tegas.

“Kalau kelas pemula, coach tidak ada yang galak, untuk beginner kita prosesnya mengajar sama seperti di sekolah, bersahabat. Namun untuk level atlet yang prosesnya melatih pasti berbeda, ada pressure karena tujuannya menjadi atlet. Tegas iya, kalau unsur memarahi tidak ada,” ujar wanita berkacamata itu.

Sejak berdiri pada Januari 2018 Rafflesia SC Lampung memang sudah banyak menorehkan prestasi mulai dari tingkat regional, nasional, hingga internasional.

“Karena sempat vakum akibat pandemi covid, tahun 2021 kami mulai join kompetisi. Ditahun 2022 kita sudah 4 kali juara umum, se-Lampung dan juga se-Sumatra sebagai best club. Tahun 2023 ini, kami sudah dua kali jadi yang terbaik di Lampung. Dan atletnya banyak sekali meraih mendali,” paparnya.

Wanita yang berkecimpung dalam dunia olahraga renang sejak usia 6 tahun itu juga menyebut terdapat banyak faktor dan strategi yang diterapkan untuk mempertahankan eksistensi para atlet binaan Rafflesia SC Lampung.

“Banyak faktor seorang atlet menjadi juara dan terdapat strategi sebuah perkumpulan renang bisa menjadi juara umum, yakni harus ada kerjasama antara atlet, orang tua, dan pelatih. Serta faktor lain yang mendukung keberhasilan prestasi renang seorang atlet,” ungkap dia.

Vania menyebut terdapat 70 atlet binaan di Raflesia SC Lampung, belum termasuk anak didik di kelas pemula. Bagi anak yang potensial atau berminat menjadi atlet akan mulai dilakukan pembinaan rutin selama 2 hingga 3 tahun hingga menjadi atlet profesional.

“Yang ikut kelas renang Raflesia SC belum tentu prospek (dibina lebih lanjut menjadi atlet), tergantung keinginan sang anak dan motivasi orang tua. Namun untuk membina talenta butuh waktu tidak kurang dari 2 tahun baru punya prestasi nasional, bukan cuma sekedar juara-juara dan bisa-bisa,” jelas atlet berpretasi yang pernah mengharumkan nama Lampung itu.

Menurut Vania, membina anak menjadi atlet tidaklah mudah. Banyak suka dan duka yang ia rasakan dan kerap menjadi hambatan.

“Dukanya karena melatih seorang anak untuk menjadi atlet itu pasti tidak gampang. Banyak faktor eksternal yang membuat anak yang potensial jadi tidak bisa berprestasi. Namun jika kita berhasil membawa anak didik menjadi juara, itu ada kepuasan sendiri bagi kita sebagai seorang pelatih, kita happy, bangga, dan puas,” tutur Vania.

Vania menjelaskan terkait usia minimal yang direkomendasikan bagi para orang tua di Lampung yang berminat memperkenalkan olahraga renang kepada anak.

“Belajar renang itu bisa dilakukan sejak dari bayi. Namun usia berlatih yang lebih potensial bisa dimulai sejak 5 tahun,” terangnya.

Vania menambahkan, kehadiran Rafflesia SC Lampung tidak hanya untuk mendorong anak didiknya mengejar prestasi atau harus menjadi atlet. Tapi para orang tua yang ingin mengajarkan anak kedisiplinan lewat kegiatan tambahan atau meningkatkan kemampuan berenang, dapat bergabung dengan menghubungi nomor admin Rafflesia SC 0821-8222-5067.

Dalam kesempatan yang sama, salah satu atlet berprestasi di Lampung binaan Raflesia SC, Faruq Ibnu Sina mengatakan, metode yang dibangun klub hingga menjadikannya juara di sejumlah kompetisi adalah disiplin dan tegas.

“Pola latihan disiplin dan tegas itu yang membentuk atlet terus semangat berlatih dan tekun. Karena semakin kesini, kita harus lebih serius latihan,” ujar Faruq.

Pelajar di SMA negeri 2 Bandar Lampung itu menyebut jadwal latihan para atlet dilakukan hampir setiap hari, yakni Senin sampai Sabtu. Terdiri dari latihan fisik dan teknik berenang.

“Setiap hari, ada maupun tidak ada kompetisi tetap latihan. Dari sekolah pun memahami, ada dispensasi bagi kami para pelajar yang menjadi atlet,” terangnya.

Faruq mengatakan, awal mula dirinya berkecimpung dalam dunia olahraga renang karena arahan orangtua. Sejak 2018 sampai saat ini telah banyak juara yang berhasil ia sabet.

Beberapa kompetisi yang pernah diikuti Faruq selain tingkat Provinsi, yakni SEA Games se-Asia Tenggara 2023, Festival Aquatik Indonesia (FAI) 2022, dan RASI 2021. Saat ini Faruq telah mengumpulkan banyak medali dari kejuaraan regional, nasional dan internasional.

“Tertarik ikut renang disuruh orangtua, lalu coba dan diteruskan. Saat sudah mendapat mendali dan juara-juara sampe sekarang, jadinya suka dan semakin semangat,” paparnya.

Meskipun berlatih renang setiap hari, hal itu tidak membuatnya kehilangan kesempatan untuk tetap bersosialisasi dengan teman sabaya. Faruq mengaku tetap bisa menjalani hari-hari seperti anak-anak muda pada umumnya.

“Tetep bisa belajar, bisa main game. Masih ada waktu buat main, Minggu libur latihan bisa santai. Latihan juga hanya 2 jam sisanya masih bisa melakukan aktivitas seperti biasa,” pungkas Faruq mengakhiri perbincangan dengan SMSI Bandar Lampung. (*)