LAMPUNG TIMUR – Limbah berwarna hitam pekat seperti minyak mentah mencemari laut dan bibir pantai pesisir Kabupaten Lampung Timur. Limbah tersebut merupakan dampak dari kebocoran eksplorasi minyak bumi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore Southeast Sumatera (OSES) di lepas pantai Lampung Timur.

Para nelayan dan warga di sekitar pantai Lampung Timur menyebutkan limbah minyak itu sudah terlihat di lautan sejak 4 hari lalu. Sedangkan di bibir pantai diketahui sejak 2 hari terakhir ini.

“Di bibir pantai Desa Muara Gading Mas, limbah minyak nampak sudah 2 hari ini dan masih dilakukan pembersihan oleh para tim pengelola,” kata Tarmidi, pengelola Pantai Kerang Mas, Desa Muara Gading Mas, Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur, pada Minggu (17/7/2022).

Dari keterangan nelayan dan warga setempat, limbah minyak tersebut selalu terjadi setiap tahun sejak tiga tahun terakhir ini.

Head of Comrel & CID PHE OSES, Indra Darmawan, saat ditemui di Kantor Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur, Jumat (15/7), mengatakan guna menindaklanjuti penemuan ceceran minyak pada permukaan laut di jalur pipa bawah laut KRIB-CINP itu, PHE OSES telah responsif melakukan penanganan sumber kebocoran dan pembersihan (oil spill combat) di perairan area anjungan KRIB.

Menurutnya, PHE OSES berkoordinasi secara intensif dengan SKK Migas, Kementerian LHK, dan Kementerian ESDM melalui Ditjen Migas hingga ke Pemerintah Daerah mencakup Bupati Lampung Timur, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Lampung Timur, Camat Labuhan Maringgai, KSOP Maringgai serta Kepala Desa setempat.

Ia mengatakan Tim operasi secara cepat menangani sumber kebocoran dan mengisolasi jalur pipa bawah laut. Tim menerjunkan 15 armada kapal dan helikopter untuk memantau penyebaran ceceran melalui udara untuk melokalisir dan membersihkan ceceran menggunakan perlengkapan oil boom sepanjang 1.500 meter dan oil skimmer.

“Tim juga melanjutkan simulasi trajectory untuk mendukung proses pembersihan yang menyeluruh. Saat ini, Tim operasi siap siaga dengan perlengkapan yang memadai dalam membersihkan ceceran yang ada di pesisir pantai,” ujarnya.

Terpisah, Senior Manager Relations Regional Jawa, Agus Suprijanto, dalam keterangan resminya menyampaikan, PHE OSES telah memiliki standar prosedur dalam memastikan kehandalan fasilitas migas melalui patroli pengecekan dan Oil Spill Response Team yang terlatih, sehingga dapat langsung diketahui sumber kebocoran dan melakukan penanganan jika terjadi insiden.

“Saat ini kebocoran sudah ditanggulangi. Kami berkomitmen melakukan pembersihan dengan mengoptimalkan sumber daya kompeten yang dimiliki,” kata Agus Suprijanto.

Lanjut Agus, PHE OSES dalam operasinya senantiasa patuh pada aspek HSSE dengan mengutamakan perlindungan keselamatan lingkungan dan masyarakat.

“Sehingga segenap upaya maksimal akan kami lakukan dengan berkoordinasi secara intensif dengan pemangku kepentingan pusat dan daerah serta membantu masyarakat melakukan pembersihan di lokasi yang terdampak,” pungkasnya. (***)